Tradisi dan Malapetaka

source : gambar
Bahagianya bagi seseorang saat menyambut pergantian tahun dimana hampir semua orang bersuka cita dengan segala renungan atau intropeksi diri selama setahun berlalu dan mengatur rencana dan strategi untuk meraih resolusinya dalam satu tahun kedepan agar lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Berbagai cara untuk merayakan malam pergantian tahun ada yang berkumpul dengan keluarga atau teman-teman hingga konvoi kejalan sambil bakar petasan. Akan tetapi banyak pula kebahagiaan itu menjadi petaka, seperti halnya yang sering terjadi di setiap malam pergantian tahun yang mana banyak anak muda berfoya-foya dan terlena hingga lupa diri menikmati malam pergantian tahun dengan dengan berpesta minuman alkohol dan tak jarang mereka menjadi biang keributan dengan tawuran dengan pemuda lainnya.
Tradisi pergantian tahun juga identik dengan pesta petasan, entah apa hubungannya antara pergantian tahun dengan petasan hingga banyak orang rela menghambur-hamburkan uang untuk sekedar membeli petasan. “Bermain air basah, bermain api terbakar”, seperti peribahasa tersebut bahwa segalanya ada resikonya dan tidak jarang banyak yang terkena imbasnya saat mereka bermain petasan. Seperti yang banyak diberitakan di tiap akhir tahun selalu ada korban dari insiden petasan hingga salah satu organnya di amputasi.
 
Ya! tradisi dan malapetaka ini sudah sering terjadi sejak dulu kala yang memiliki sejarah di jaman yahudi dan pastinya tradisi seperti ini bukanlah untuk kita sebagai umat muslim yang berpikir meski tahun berganti dan waktu kan tetap berputar yang menandakan usia kita kian berkurang serta merenung dan berdzikir serta mencoba memperbaiki diri terutama dalam hal peribadatan agar lebih baik lagi.

This entry was posted in Blog and tagged .

0 thoughts on “Tradisi dan Malapetaka

  1. Aditiya Zamrud Anggar Kasih says:

    Kalau kata Ustadz Felix dalam webnya, perayaan acara tahun baru itu adalah adopsi dari perayaan romawi kuno menyambut dewa matahari.

  2. Unknown says:

    Yah, meski setiap orang memiliki presepsinya masing masing, selain peringatan, mereka juga harus punya kesadaran masing masing #IMHO

    Btw, postingannya bagus, jarang nih nemu postingan beginian ^^

  3. fernando siahaan says:

    bener, coba tradisi "petasan" ini bisa diganti sama tradisi lain, misalnya salam tempel gitu. haha

  4. Unknown says:

    Sebenernya perayaan tahun baru itu nggak ada di dalil Islam ckck tapi itu udah jadi tradisi yang udah dianggap "wajar" sama kebanyakan orang, terutama negara sendiri.

  5. Laila Muqaddasa says:

    tahun baru itu gak pa dirayakan asalkan ada manfaatnya bagi orang banyak 😀 , segala sesuatu itu kan tergantung niat, kalau niatnya baik, alhamdulillah baik pula semuanya…